Menyambut Anak Ke-2 Setelah Melalui 36 Jam Induksi

Sebulan nggak nulis blog, aku akhirnya membuka laptop dan berbagi cerita tentang proses lahiran normal anakku melalui induksi selama 36 jam. Iya — nggak sedang bercanda — 36 jam! Tulisan ini dibuat agar kami dapat mengingat kembali hari-hari terindah dan terbesar dalam hidup kami sebagai orang tua. Bonusnya: kelak jika Saladin-Remaja bandel, aku minta dia baca tulisan ini agar ia tau perjuangan panjangku melahirkannya.

Small packing sebelum berangkat ke rumah sakit. Bismillah!

Aku, Suami dan Dokter Sepakat Induksi

Sabtu, 29 Desember 2018 @ 8.00 WIB — Aku dan suami jadwal kontrol mingguan. Sejak pagi kami memang sengaja nggak ajak Sophia, karena jika bayi siap dan Dokter mengizinkan, kami sudah merencanakan induksi. Setelah USG lengkap, Dokter mengatakan bahwa bayi sehat sempurna, dengan berat 3,1 kilogram dan siap lahir anytime. Aku dan suami yang memang ingin segera bertemu Adekpun sepakat: yuk induksi (lagi)!

Sebelum mulai, Dr. Arief Ghazali SpOG melakukan briefing tentang hal-hal yang perlu diketahui sebelum dan saat induksi berlangsung. Super clear seperti biasanya — makin memantapkan dan menenangkan kami untuk melanjutkan prosesnya. Kami lalu diminta mengurus proses administrasi dan masuk ke labor room untuk induksi. سْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ, sesakit apapun rasanya, Ibu siap! We can’t wait to see you, Adek!

Suasana lobby labor room, Lantai 2, MMC Hospital, Jakarta
Labor room MMC Hospital memiliki 2 Delivery Rooms

Kisah Panjang 36 Jam Induksi Kehamilan

Jam 10:00 WIB — Kami naik ke lantai 2 MMC Hospital. Labor room tampak luas, bersih, terang dan tenang. Ada 4-6 suster jaga di sana. Jika dibandingkan dengan RSIA Asih (tempat aku melahirkan Sophia), suasananya jauh berbeda! Disini nyaman dan nggak menyeramkan. Hehehe.

Sebelum induksi dimulai, suster melakukan 30 menit CTG dan tensi untuk memastikan aku dan anak dalam keadaan sehat dan stabil. Setelah aman, drip induksipun dimulai. Aku menyiapkan mental dan menyerahkan semuanya kepada Allah SWT. Meski masih ingat rasa sakitnya, aku rela dan ikhlas menjalaninya. Alhamdulillah, bukaan 1 lewat dengan mudahnya!

Cek CTG dulu, sesaat sebelum proses induksi dimulai

Jam 19:00 WIB — Dokter regular visite. “Sudah bukaan 2 akhir ya, Bu!” Alhamdulillah, ada progress. Drips-pun ditambah dosisnya dari 20 tetes per menit, menjadi 32 tetes. Mulesnya mulai terasa dan aku berusaha menikmatinya. Untuk mengalihkan fokus dan mempercepat bukaan, aku rutin jalan-jalan muter-muter di labor room. Sesekali mendengar musik dan sesekali memasang ayat suci Al-Quran. Sebelum tidur (karena lapar dan ngidam), aku masih sempet Go-Food pisang bakar.

Keesokan harinya, Minggu, 30 Desember 2018 @ 8.00 WIB — Kami masih di labor room. Nggak banyak progress. Bedanya, kami mulai kelelahan. Sepanjang malam aku nggak bisa tidur karena nyeri dan pikiran tentang Anak yang ditinggal di rumah Neneknya seharian. I miss Sophia! “Dia lagi apa ya, Pak? Dia rewel nggak ya? Dia nyariin Ibu nggak ya?” tanyaku berkali-kali ke suami.

Nemu hidden gem yang teduh dan sejuk di MMC Hospital. Foto dulu sebelum mules ya!

Jam 13:00 WIB — Bukaan nggak nambah. Aku galau dan lelah, nggak sabar ingin bertemu kedua anak kami secepatnya. Dokter Arief akhirnya memutuskan untuk menambah dosis induksi menjadi 36 tetes per menit dan tambahan obat ke dalam vagina. Finger crossed, semoga kali ini ada hasilnya. Benar saja — 3 jam kemudian aku masuk bukaan ke-5. God is great, sedikit lagi Ibu dan Bapak ketemu kamu ya, Dek!

Bidan-bidan melakukan cek detak jantung setiap 1 jam sekali selama 36 jam penuh

Awal Memasuki Moment “Mules” yang Lama Dinanti

Jam 16:00 WIB — Mulesku mulai teratur dan tak tertahankan. Kontraksi hebat datang per 2 menit, selama 30-40 detik. Sabar, ikhtiar dan mencoba untuk nggak mengeluh, karena sebenarnya inilah momen yang aku telah nantikan selama 30 jam ke belakang. Satu jam merintih kesakitan, intensitas mulesnya makin dahsyat. Dokter memutuskan untuk memasukkanku ke Delivery Room. “I’m almost there and I can go through this.” Mantra ini terus kubacakan untuk menenangkan diri.

Menanti kontraksi sambil mempraktekkan hypnobirthing yang sempat dipelajari.
Baca tulisanku tentang kelas privat hypnobirthing di sini ya!
Masuk Ruang Bersalin. Deg-degan, mules, tapi excited untuk segera ketemu Saladin

Jam 18:00 WIB — Aku memasuki bukaan 7. Artinya, sesuai estimasi Dokter, jam 22:00 WIB, anakku lahir. “Text book sekali ya anak Ibu ini, tiap jam bukaannya nambah 1,” kata Dokter Arief. Cepat keluar ya, Nak! Ibu sakit sekali dan ingin segera bertemu kamu!

We’re Officially Responsible for Taking Care of 2 Humans

Minggu, 30 Desember 2018 @ 21.34 WIB — Alhamdulillah, Saladin Malik Ikrami terlahir di MMC Hospital secara normal dengan dibantu oleh Dr. Arief Ghazali, SpOG. Tangis dan senyum kami pecah. Akhirnya, setelah 36 jam berbaring menahan sakit karena induksi, jagoan kami lahir. Ia nampak sehat, kuat, gagah, tak kekurangan suatu apapun. Syukur tanpa henti kami ucapkan kepada Allah SWT.

Lamanya proses lahirnya Saladin hingga harus melalui proses 36 jam induksi ini ternyata diiringi dengan sebuah jawaban, yaitu adanya 1 lilitan tali pusar di lehernya. Bersyukur ia terus dalam lindungan Allah, dan bersyukur pula tim MMC Hospital selalu memonitor progress Saladin selama induksi tanpa henti secara intensif.

Perkanalkan: Saladin Malik Ikrami. Lahir dengan berat 3.08 kg dan tinggi 47 cm.

Bagiku dan suami, nggak ada satupun yang membawa kebahagiaan sebesar kelahiran seorang anak. Tangis, senyum dan pecah tawa pertamanya telah menenangkan hati dan menoreh kenangan yang nggak bisa dilupakan. Childbirth is not without its challenges, but it is surely one of life’s most rewarding events!

Karunia terindah dari Allah SWT: Kakak Sophia dan Adik Saladin.
Semoga rasa sayang dan perhatianmu nggak berkurang hingga kapanpun ya, Kakak!
Keluarga kami kini resmi berempat. Alhamdulillah Ya Allah!

~ Salsabila Maharani Boekoesoe

One response to “Menyambut Anak Ke-2 Setelah Melalui 36 Jam Induksi”

  1. Assalamu’alaikum.. bismillah.. salam kenal bund, saya rikha, Hari ini tepat HPL anak kedua Kami. Anak pertama Kami qaddarullah harus induksi . Nah yg kedua ini jg Ada kemungkinan induksi jika Hari ini masih blm Kontraksi. Anak pertama Kami jg namanya shofia hhe.. mau Tanya bund. Apakah anak pertama bunda jg induksi?

    Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.