Memilih Stroller yang Tepat Sesuai Kebutuhanku

Buat aku yang hobi jalan-jalan, stroller adalah salah satu peralatan bayi yang penting untuk kami bepergian. Sebelum Sophia (anakku) lahir, aku mulai mencari tahu tentang macam-macam stroller dengan mempertimbangkan model, kepraktisannya (untuk dilipat), ukuran, berat, warna, dan lain-lain. Berikut adalah review singkatku dari 4 merek stroller yang pernah aku gunakan:

Mamas & Papas Urbo2 (Rose Gold)

Setelah mempertimbangkan beberapa aspek utama, seperti: kualitas, desain dan harga – aku akhirnya menjatuhkan pilihan stroller pertama anakku pada Mamas & Papas Urbo2. Selain karena model dan warnanya yang terlihat mewah, kenyamanan juga menjadi alasan utamaku. Roda yang dapat berputar 360 derajat dan kekuatan materialnya juga cocok untuk digunakan di area outdoor. Sebagai stroller bayi, kursinya bisa menjadi flat bed, cocok untuk usia 0-36 bulan. Namun, kekurangan stroller ini baru berasa ketika aku harus melewati aktivitas sendirian. Dengan berat sekitar 11 kg, stroller ini terasa berat untuk bepergian. Membuka, menutup, menaikkan dan menurunkan stroller ini dari mobil cukup menghabiskan tenagaku. Akhirnya, aku lebih sering memilih nggak membawa stroller saat harus jalan-jalan sendirian tanpa suami.

Mamas & Papas Urbo2 Rose Gold

Babyzen Yoyo 6+

Memasuki bulan ke-6, aku mulai meminta pendapat ke beberapa sahabatku dan melakukan riset kecil tentang beberapa merek stroller yang praktis dan ringan. Riset yang kulakukan adalah menyewa beberapa stroller yang direkomendasikan oleh teman-teman dekatku. Stroller pertama yang aku sewa adalah Babyzen Yoyo 6+. Kesan pertamaku terhadap stroller ini adalah mahal. Harga sewa untuk 1 bulan saja sebesar 1 juta Rupiah. Setelah dicoba, ternyata stroller ini sangat nyaman dan helpful! Dengan berat hanya 6 kg, Babyzen Yoyo 6+ terasa sangat ringan, mudah dilipat, dan praktis dijinjing (bahkan hanya dengan 1 tangan saja). Stroller ini juga memiliki kantong atau compartment yang cukup luas, sehingga memudahkan kita membawa mainan atau makanannya. Kekurangannya, Babyzen Yoyo 6+ nggak bisa diatur untuk posisi full-recline, jadi stroller ini lebih tepat untuk digunakan oleh bayi berusia 6 bulan keatas atau sekitar 15-20 kg. Dengan bandrol harga sebesar hampir 8 juta Rupiah, aku dan suami mengurungkan niat untuk membelinya.

Babyzen Yoyo 6+ Blue

Cocolatte Pockit 789 (Black)

Setelah Babyzen Yoyo 6+, aku mencoba merek Cocolatte Pockit 789. Berbanding terbalik dengan produk sebelumnya, merek Cocolatte menawarkan produk dengan harga yang sangat terjangkau. Harga sewa untuk 1 bulan hanya 300 ribu Rupiah. Berat stroller ini termasuk yang paling ringan diantara yang lain, tapi ketika hujan atau panas terik, stroller ini kurang bersahabat mengingat kanopinya yang terlalu kecil dan nggak bisa di recline sama sekali. Alhasil, ketika mencobanya, anakku tidur dengan kepala miring. Merasa belum puas dengan Cocolatte Pockit, aku akhirnya mencari-cari alternatif lainnya.

Baby Jogger – City Tour

Last but not least, adalah Baby Jogger City Tour. Aku jatuh cinta kayanya dengan produk ini. Akhirnya, aku menemukan stroller yang bisa kubuka-tutup hanya dengan satu tangan. Dengan berat 7 kg dan roda depan yang bisa berputar 360 derajat, stroller ini sangat memudahkanku ketika aku harus melakukan perjalanan duet dengan si kecil. Walaupun nggak bisa full-recline (hanya sekitar 150 derajat), tapi anakku bisa tidur dengan lebih nyaman di stroller ini. Harganyapun lebih masuk akal, dengan 4 juta Rupiah, kita bisa mendapatkan stroller dengan kualitas baik. Akhirnya, Baby Jogger City Tour menjadi pilihanku dan suami sebagai partner jalan-jalan dan liburan.


Semoga ulasan singkat ini bermanfaat ya. Bagaimana dengan teman-teman yang lain? Any personal recomendation? Please share ya!

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.