Memutuskan Berhijab, Setahun Yang Lalu…

Bagiku berhijab bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Saat belum berhijab, aku jarang mengenakan pakaian terbuka. Sehari-hari, aku terbiasa mengenakan outfit lengan panjang atau longgar. I am definitely not a fan of anything mini!

Jika ditanya mengapa dulu ragu berhijab? Alasannya sederhana: I simply love my hair. Rambutku yang panjang dan terurai rapih kuanggap sebagai daya tarik yang aku miliki. Aku percaya bahwa rambut adalah mahkota perempuan, terlebih saat aku tau aku sering mendapat pujian dari orang-orang di sekitarku.

Bulan ini, setahun yang lalu, aku telah membuka babak baru dengan berhijab. Bagaimana awal mulanya?

Sudah cukup lama aku ingin berhijab. Berulang kali aku diskusi dan konsultasi dengan suami tentang dorongan semangat untuk berhijab yang kian hari semakin kuat. Apa sebenarnya dorongan semangat itu? Alasan apa yang akhirnya meluluhkan akal dan hatiku untuk berhijab? Setahun penuh aku menyimpan cerita ini dan sengaja tak membagikannya ke banyak orang, karena aku masih terus berjuang memantapkan diri setiap harinya tanpa ingin membahasnya di media sosial.

Syukur (atas rezeki dari Allah) adalah kata kuncinya.

Aku ingin mensyukuri segala sesuatu yang kumiliki dengan merasa cukup. Saat merasa cukup, aku dapat menahan diri dari berbagai hal yang berlebihan dan tak perlu. Merasa cukup juga membuatku lebih berpuas diri dan berbahagia.

Sebelum berhijab, aku tak bosan-bosannya pergi ke salon demi mempercantik diri. Hal demikian tak lagi kulakukan setelah berhijab. Bukan berarti aku berhenti merawat diri, namun perawatan yang kulakukan hanya secukupnya saja. Aku tetap ke salon sebulan sekali demi menjaga kesehatan dan kebersihan rambut dan kuku.

Hawa nafsu membeli perhiasan untuk menyempurnakan diripun kini hilang. Perhiasan yang aku punya sekarang rasanya sudah cukup. Buat apa lagi aku membeli kalung atau anting-anting baru, toh kini sudah disempurnakan oleh balutan kerudung yang menjuntai di leherku.

Berhijab telah mengajarkanku hal lain, yaitu bertanggung jawab. Saat melangkah ke luar rumah, kini langkahku lebih berhati-hati. Ada satu identitas diri yang harus aku jaga martabatnya di kepalaku. Aku tak lagi boleh berlaku semauku, karena sekecil apapun hal buruk yang kulakukan tak hanya akan mencoreng diriku namun juga agamaku.

Aku sempat cukup lama galau dalam mengambil keputusan ini. Aku takut keinginanku ini hanya sementara. Yang kulakukan saat itu adalah berlatih dan membiasakan diri sekitar 1-2 bulan sebelumnya. Pada awalnya, aku hanya menggunakan hijab di lingkaran kecil pertemanan, lalu perlahan memberanikan diri berhijab ke mall dan saat acara-acara keluarga, hingga akhirnya akupun mulai muncul sepenuhnya di media sosial dengan berhijab penuh.

Ini adalah foto pada bulan April 2019, saat pertama kalinya aku mengenakan hijab di Mall 🙂

Adakah teman-teman yang masih ragu untuk memulai? Take your time… Semua ada prosesnya. Good luck ya!

~ Salsabila Maharani Boekoesoe

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.