Berlibur dengan bayi ternyata nggak sesulit yang dibayangkan atau diceritakan oleh beberapa orang. Akhirnya, setelah genap berusia 3 bulan, Sophia (anak kami) melakukan liburan pertamanya ke Bali. Kenapa aku pilih umur 3 bulan? Karena menurutku Sophia sudah mulai aktif dan ketahan tubuhnya mulai lebih kuat dari sebelumnya.
Perjalanan yang akan kami jalani untuk pertama kalinya ini cukup panjang. Kami memilih berlibur di Bali selama 10 hari, 9 malam. Aku dan suami memutuskan untuk mengambil perjalanan lebih lama, agar Sophia mempunyai rentang waktu yang panjang antara penerbangan satu dan lainnya.
Di tulisan ini, aku bakal bahas beberapa hal yang dipersiapkan untuk traveling pertamaku bersama Sophia. Dari mulai packing barang-barang wajib untuk liburan bersama bayi, hingga obat-obat emergency yang aku gunakan selama traveling.
Packing (untuk Sophia)
Mengingat usianya yang baru beranjak 3 bulan (kala itu Sophia masih full ASI eksklusif), nggak banyak peralatan yang aku bawa untuk isi perutnya. Aku hanya perlu membawa diri, serta cukup nutrisi agar ASIku tetap banyak selama di perjalanan. Khusus bagi Sophia, aku membawa 1 hand-luggage ukuran 20 inchies yang berisi:
- Diapers (Dalam 1 hari, Sophia menggunakan sekitar 6 diapers, jadi aku membawa 60 buah diapers untuk 10 hari perjalanan).
- Baju jalan-jalan (Aku membawa 15 pcs atasan, 8 pcs celana dan tights).
- Baju tidur (Aku membawa 6 pasang baju tidur, lengkap dengan celananya).
- Aksesoris.
- 1 pc Handuk.
- 2 pcs Selimut.
- 4 pcs Swaddle.
- 4 pcs Kaos kaki.
- 3 pcs Botol susu.
- 1 set Breatspump.
Untuk toiletriesnya, aku menyimpannya ke dalam organizer bag yang diletakkan di koperku. Berikut adalah list toiletries Sophia:
- Minyak telon.
- Minyak kayu putih.
- Baby lotion.
- Lucas Papaw.
- Baby cologne.
- Sisir dan gunting kuku.
- Kapas bulat (Medisoft).
- Sabun & shampoo yang sudah aku kemas ke dalam traveling sized bottles.
- Sabun cuci botol.
- Sleek detergent (Sengaja dibawa untuk jaga-jaga jika baju Sophia kotor semua).
Selain toiletries, di dalam organizer bag juga aku sisipkan keperluan P3K yang mungkin saja diperlukan dalam kondisi darurat, yaitu:
- Transpulmin (balsam bayi).
- Tempra (Item wajib liburan semua Ibu).
- Breathy.
- Pure Kids Inhalant.
- Nosefrida.
- Thermometer.
- Essential Oils (Young Living).
Meskipun bukan perjalanan panjang (non-long-haul-flight), peralatan penting Sophia juga sudah disimpan di dalam backpack milik suamiku. Berikut isinya:
- 1 pc Swaddle.
- 1 pc Nursing cover.
- 5 pcs Diapers.
- 1 small pack baby wipes.
- 1 pc Mainan Sophia.
- 1 set Macks Earplugs (Ini penting untuk mengurangi suara bising pesawat. Selain itu, bermanfaat juga untuk diberikan kepada penumpang pesawat, yang mungkin saja terganggu dengan suara tangisan anak kami).
Baby Carrier, Infant Seat, atau Stroller?
Dalam perjalanan kali ini, aku dan suami memutuskan untuk nggak membawa stroller, karena tempat-tempat yang kami kunjungi kemungkinan besar akan tak stroller-friendly (misalnya: pantai di bawah lembah, bukit, area persawahan Ubud, dll). Akhirnya, aku dan suami memutuskan untuk mebawa infant-seat Maxicosy dan carrier Ergobaby 360. Btw, carrier Ergobaby 360 ini perdana aku gunakan ketika liburan ini. Sebelumnya, aku selalu menggunakan baby-sling dengan merek Soohu Sling. Suamiku ingin sekali menggunakan Ergobaby ini, karena dia nggak nyaman menggunakan Soohu Sling. Ternyata setelah digunakan, Sophia nggak suka berada di dalam carrier. Dia banyak berkeringat dan sulit bergerak, hingga berakhir cranky setiap digendong dalam carrier.
Infant seat menurutku adalah barang paling penting yang harus aku bawa selama liburan, karena Sophia dapat tidur nyenyak di mobil tanpa harus digendong. Ketika aku sedang makan di restaurant, aku dapat membawa turun infant seat ini tanpa membutuhkan banyak space. Karena Sophia masih berumur 3 bulan, dia belum bisa duduk di high-chair, dan perlu diingat bahwa tak semua restaurant di Bali menyediakan high-chair.
Medical Check & Flight Approval
Sebelum berangkat, aku dan suami selalu memastikan Sophia dalam keadaan sehat. Jadi, beberapa hari sebelum keberangkatan, aku membawa Sophia ke Dokter untuk kontrol serta meminta surat izin terbang. Pada kenyataannya, bayi diatas umur 1 bulan sudah tak perlu surat izin, namun untuk menghindari hal-hal yang nggak diinginkan, lebih baik aku siapkan semua keperluan Sophia.
Perjalanan kami menggunakan pesawat berjalan mulus tanpa hambatan. Sophia minum susu saat take-off dan landing, serta terus terlelap sepanjang perjalanan selama berada di pesawat. Dia dengan mudahnya merasa nyaman meskipun kami hanya terbang dengan Lion Air (CGK-DPS) dan Air Asia (DPS-CGK) tanpa baby cot atau inflight entertainment.
Setibanya kami di Bali, ternyata cuaca nggak terlalu bersahabat. Bali beberapa kali turun hujan. Bukan hanya hujan, tapi angin kencang beberapa kali menerpa. Untuk mengurangi resiko Sophia terkena udara buruk di Bali, aku dan suami memutuskan untuk nggak keluar di malam hari atau ketika hujan turun. Biasanya kami keluar disaat makan siang dan sore, sesaat sebelum sunset. Tapi kita selalu ngeliat kondisi Sophia juga. Jika dia sudah terlihat mengantuk, kami selalu batalkan pergi keluar.
Walaupun kami sudah berusaha sebaik mungkin untuk menjaga kesehatan Sophia agar tetap fit, ternyata tubuhnya masih kurang kuat untuk menahan cuaca buruk di Bali. Di hari ketiga, sepulang dari Sundays Beach Club, suhu tubuh Sophia meningkat tajam. Badannya panas, malas bergerak, sulit tidur dan rewel sekali. Aku dan suami panik luar biasa, karena ini pertama kalinya Sophia demam sejak dia lahir. Akhirnya aku dan suami memutuskan untuk memberikan Tempra yang sudah kami bawa dari Jakarta (dengan dosis 1 x 0,5mg) sebelum tidur. Selama tertidur badannya terus berkeringat, dan keesokan paginya panasnya telah reda dan kembali normal. Meskipun begitu, setiap jamnya aku selalu pantau suhu tubuhnya dengan thermometer.
Kalahkan Ego untuk Jalan-Jalan
Meskipun terasa mudah, kami nggak mengatakan bahwa ini adalah perjalanan yang mudah untuk kami. Ternyata, membawa bayi mengharuskan kami untuk jauh menurunkan ego untuk pergi terus-menerus. Maklum, aku dan suami hobinya jalan-jalan. Biasanya, kami bahkan nggak pernah order room-service untuk memesan makanan, tapi saat membawa bayi, room service menjadi hal terpenting apabila kita nggak bisa pergi keluar karena hujan. Sesekali kami juga order Go-Food, termasuk untuk memesan oleh-oleh untuk dibawa pulang ke Jakarta. Bagi kami, perjalanan ini sangat berharga karena kami banyak belajar apa yang disukai atau tak disukai oleh anak kami. Kami jadi lebih tau apa yang harus kami lakukan di perjalanan selanjutnya.
Untuk yang mau liburan perdana dengan bayi, happy holiday ya!